Jakarta, MonitorKabar – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,48% pada Februari 2025. Hal ini menunjukkan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,99 pada Januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025. Secara tahunan, Indonesia juga mencatat deflasi sebesar 0,09%.
Deflasi ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang mengalami deflasi sebesar 3,59% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,52%. Penurunan tarif listrik menjadi faktor dominan dengan andil deflasi sebesar 0,67%.
Selain itu, penurunan harga komoditas pangan seperti daging ayam ras, bawang merah, dan cabai merah juga memberikan andil deflasi masing-masing sebesar 0,06%, 0,05%, dan 0,04%.
Para ekonom sebelumnya telah memproyeksikan deflasi pada Februari 2025, didorong oleh peningkatan pasokan pangan dan diskon tarif listrik 50% yang masih berlanjut.
Dengan deflasi yang terjadi selama dua bulan berturut-turut, pemerintah dan pelaku ekonomi perlu mencermati perkembangan ini untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional.