Jakarta, MonitorKabar – Tarif impor tinggi antara Amerika Serikat dan China ternyata tak hanya berdampak pada kedua negara, tetapi juga mengguncang kawasan Asia Tenggara. Sejak Trump menerapkan tarif 30% pada panel surya dari China pada tahun 2018, banyak produsen China mulai mengalihkan operasinya ke negara-negara ASEAN.
Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Kamboja menjadi lokasi alternatif untuk perakitan produk China. Produk-produk tersebut kemudian diekspor ke AS dari negara-negara ini, sehingga secara hukum terhindar dari tarif.
Namun, Departemen Perdagangan AS sejak 2023 sudah mulai mengidentifikasi praktik ini. Akibatnya, Trump menyiapkan langkah lanjutan dengan menargetkan negara-negara ASEAN melalui tarif baru karena dianggap menjadi perpanjangan tangan China.
Dampaknya tentu tidak kecil. Negara-negara Asia Tenggara yang selama ini menikmati lonjakan ekspor bisa menghadapi penurunan tajam, sementara hubungan diplomatik dengan AS juga bisa terganggu. Efek domino dari perang dagang kini menjalar lebih luas dari yang dibayangkan.